This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 20 Juni 2019

The Sugarcane : Ucap Perpisahan Lewat ‘Undur Diri’


            Musik kian lekat dengan kehidupan manusia bahkan kerap kali musik  mempunyai keajaiban tersendiri bagi pendengarnya. Lagu dengan kolaborasi yang sesuai antara lirik dan musik mampu membawa kita terlarut dalam suasana yang sesuai dengan lagu yang sedang di dengarkan. Tak jarang pula sebuah lagu dengan lirik yang berkaitan dengan apa yang sedang dirasakan mampu membuat seseorang terhanyut dalam rasa bahagia ataupun rasa haru hingga meneteskan airmata. Seperti lagu berjudul ‘Undur Diri’ yang diciptakan oleh band asal Medan bernama The Sugarcane.
Lagu dengan aliran folk ini mengisahkan tentang suatu hubungan yang harus diakhiri. Bukan karna adanya pihak lain yang turut masuk dalam kisah percintaan ini, melainkan dua insan yang sudah tidak sejalan dan satu pemahaman lagi sehingga terpaksa salah satu pihak pamit undur diri dari kisah ini, sebab jika terus dijalani dan berjuang sendirian hanya akan menimbulkan luka yang lebih dalam.


Mereka tak tahu
Kau dan aku berbeda.
Perlahan ku mulai lepaskan genggaman
Dan benci yang hadir bersamaan
Kau tak lagi perduli
Kau ingkar janji
Aku. Undur diri..
Sebisaku Bertahan
Tapi harapmu perpisahan




        Lirik dengan diksi yang mudah dipahami dan sangat berkaitan dengan kisah cinta pada umumnya menjadikan lagu ini sangat dinikmati, khususnya untuk anak muda yang tengah merasakan kegundahan yang sama dengan lagu ini. Lagu ini juga merupakan pengalaman kisah cinta pribadi dari salah satu personil The Sugarcane.
             The sugarcane yang beranggotakan 3 personil terdiri dari Rayhan, Yudha dan Dendi ini sudah turut meramaikan belantika Musik Indonesia sejak 27 Maret 2016. Ketiga personil merupakan Mahasiswa dari Universitas Sumatera Utara. Band dengan aliran musik Folk ini mencoba menyuguhkan musik bertemakan patah hati yang bernuansa manis bagi pendengarnya. The Sugarcane mampu melihat peluang yang ada, mereka menyulap kisah patah hati menjadi sebuah karya yang menguntungkan. “Kalau kita patah hati jangan ditangisi, tapi jadikan itu sebuah karya yang bisa menghasilkan Royalti” Ucap Dendi.

Minggu, 16 Juni 2019

Rassya Priyandira, Millenial Berkarya bersama Budaya



Berbicara tentang puisi, kini identik dengan bahasa “penikmat senja”, “si pecinta indie”, “Melankolis”, dan sebagainya. Terlebih jika puisi dikaitkan dengan gaya hidup generasi millenial yang serba modern dan instan, maka tidak jarang mereka mereka yang masih menggeluti bidang puisi sering dianggap kuno dan tidak menarik.  Tapi siapa sangka, bagaimanapun setiap karya pasti memiliki penimatnya masing-masing.
Rassya Priyandira salah satunya, pemuda kelahiran 19 Januari 2001 ini sejak duduk di bangku sekolah sudah tertarik dengan dunia syair syair bernada yang berjaya sejak tahun 1940 – 1980an tersebut. Ia yang juga merupakan anggota teater sekolah, tentu memiliki dasar kuat di bidang kesastraan dan seni. Ditambah lagi bakat bermain alat musik yang tidak diragukan, Rassya menjadi paket komplit seorang seniman sejati. Hobinya tersebut sudah mengantarkan ia menyabet beberapa juara pada kompetisi musikalisasi puisi mulai dari tingkat daerah hingga nasional. Adapun kejuaraan yang pernah ia ikuti yaitu Festival musikalisasi puisi tingkat provinsi yang diadakan di Medan, dilanjutkan dengan kegiatan serupa bertaraf se-kepulauan (Sumatera) yang berlangsung di kota Padang, hingga mencapai puncaknya ketika Rassya mengikuti kejuaraan oleh acara yang sama namun berstandar nasional di Ibu Kota Indonesia, Jakarta.
Selain musikalisasi puisi, Rassya yang mahir memainkan alat musik juga tergabung di salah satu band yang ia dirikan bersama teman temannya yaitu Story for Luna. Band beraliran post rock ini memulai debutnya di tahun 2017 silam dan mulai mengembangkan sayapnya di dunia permusikan lokal. Single terbaru mereka “Stay or Leave, End it” kini dapat didengarkan di aplikasi musik online seperti Spotify. Di Story for Luna sendiri, Rassya memainkan alat musik Bass. Terkenal dengan seorang yang ahli bermain gitar, maka tidak heran jika gitar bass masih menjadi ranah keahliannya.
Melalui hobi bermain gitar, tidak seperti musikalisasi puisi, cakupan publikasi Rassya lebih luas. Selain bisa menuangkan hobinya tersebut dengan menjadi salah satu personil band, ia mengakui lebih banyak kompetisi atau festival dengan cabang lomba alat musik, terutama gitar. Maka dari itu, kini, Rassya cukup fokus dengan hobi gitar nya dibanding musikalisasi puisi yang memang tidak semarak. Adapun kegiatan kegiatan yang mendukung hobinya yang sudah pernah ia lakukan adalah  kejuaraan FLS2N tingkat Kota Medan, dan beberapa festival sekolah juga universitas.
Dibalik kesibukannya sebagai personil band, Rassya tetap tidak melalaikan tugasnya sebagai mahasiswa. Ia tetap aktif berkuliah di Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara dan kini sudah duduk di semester 2. Bahkan, ia juga mengikuti organisasi di kampusnya sebagai reporter di Pers Mahasiswa PIJAR. Rassya juga beberapa kali ditunjuk sebagai penanggungjawab kegiatan di kampusnya.  Ia menunjukkan bahwa membagi waktu secara maksimal mungkin saja jika didasari niat yang siap. Kini, besar harapan Rassya bahwa generasi muda kini mau melestarikan budaya sastra Indonesia meskipun dilanda efek globalisasi besar-besaran. Menurutnya, generasi muda Indonesia sebenarnya sangat mumpuni dalam segi kreatifitas apalagi bidang sastra. Hanya saja, memang butuh tekad dan motivasi yang kuat agar mau berpartisipasi melestarikan budaya. Rassya juga berkata, Indonesia harus lebih memikirkan tingkat kecerdasan non-akademis generasi mudanya. Karena tidak semua orang memiliki karakter yang sama. Ia berharap musikalisasi puisi ataupun hobi hobi lainnya tidak lekang oleh perkembangan zaman.


Senin, 27 Mei 2019

Melatih Kemandirian Dengan Berwirausaha


Berwirausaha merupakan kegiatan yang melibatkan kemampuan untuk melihat kesempatan-kesempatan usaha yang kemudian mengorganisir, mengatur, mengambil resiko dan mengembangkan usaha yang diciptakan tersebut guna meraih keuntungan. Mandiri secara ekonomi dibuktikan dengan mendapatkan penghasilan yang menetap untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.


Mega Mustika Berliani, berstatus sebagai mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, ia juga merupakan seorang wirausaha muda yang bergerak dibidang MUA dan Wedding Organizer. Ia merintis usaha nya sejak tahun 2017, dan mulai berkembang pesat di tahun 2018. Ia mengakui pada awalnya usaha yang ia jalankan masih dalam ruang lingkup yang sempit. Namun dengan kerja keras dan promosi yang ia lakukan, kini ia telah berhasil mengembangkan sayap-sayap bisnisnya.
Usaha yang ia jalankan saat ini, telah membuahkan hasil dengan meraih omset puluhan juta perbulan. Penghasilan tersebut dapat memenuhi kebutuhan pribadinya serta membantu keluarganya.

Nadya Pinem : Vlogger Cantik dan Berprestasi Asal Medan

Nadya Pinem:Vlogger Cantik dan Berprestasi
Asal Medan

       Siapa yang tak kenal dengan Arief Muhammad, Abel Cantika, Gita Savitri Devi, hingga Raditya Dika? Mereka adalah vlogger terkenal dari Indonesia yang memiliki jumlah subcriber ratusan ribu hingga jutaan subcriber di platform YouTube. Vlogging merupakan kegiatan yang sangat marak dilakukan dan digemari oleh kaum muda masa kini. Kegiatan ini bahkan dapat dijadikan sebagai profesi utama pada beberapa individu. Nama-nama yang telah disebutkan berdomisili di ibu kota. Tak ingin kalah dengan masyarakat ibu kota, Medan juga memiliki seorang vlogger cantik yakni Nadya Pinem yang merupakan seorang mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Ia kerap mendokumentasikan kegiatan-kegiatan menarik yang ia lakukan sedemikian rupa dan membagikannya di platform YouTube maupun Instagram. 

   Kepiawaiannya dalam mendokumentasikan sampai mengedit video buatannya sendiri berhasil menjadikannya seorang vlogger yang memiliki cukup banyak viewers di YouTube dan Instagram miliknya. Tak hanya piawai dalam kegiatan mendokumentasikan serta mengedit video untuk dijadikan sebuah konten di YouTube maupun Instagram, Nadya juga merupakan seorang mahasiswi dengan segudang prestasi. 

        Hal ini dapat dibuktikan dengan ia yang kerap dipercayai sebagai brand ambassador dari beberapa produk dengan merek ternama di Indonesia. Tak hanya sebagai brand ambassador, Nadya juga sering diundang diberbagai event sebagai influencer hingga pembicara/pemateri. Meski dipenuhi dengan kesibukan kegiatan di luar kampus, gadis cantik ini tak melupakan pentingnya pendidikan. Dengan tetap fokus dengan pelajaran di kampus, Nadya tetap mendapatkan nilai yang memuaskan yakni IPK 3.68 bahkan pernah mencapai 3.8, lho. Mengagumkan bukan.

Minggu, 26 Mei 2019

Fandy Matondang, Mahasiswa Inspiratif dengan Segudang Prestasi


Hidup akan menjadi lebih indah dan bermakna jika dimanfaatkan untuk hal-hal yang berguna bagi diri sendiri bahkan orang lain. Hal inilah yang menjadi dasar pria asal Labuhan Batu Bara ini dalam berkarya.

Muhammad Azhar Afandy Matondang, mahasiswa inspiratif yang saat ini menjabat sebagai Duta GenRe Sumatera Utara 2018. Mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara angkatan 2015 ini telah banyak diundang sebagai pembicara diberbagai kegiatan mahasiswa maupun instansi-instansi tertentu. Tidak hanya sebagai pembicara, kelihaiannya dalam berbicara didepan umum membuatnya sering diundang sebagai pembawa acara.

Mahasiswa kelahiran Simpang Panigoran, 14 September 1997 ini telah banyak mencapai berbagai prestasi. Fandy mengawalinya ditahun 2017, ia meraih Juara 1 Mister Teen Labuhan Batu Utara dan dilanjutkan dengan kesuksesannya dalam meraih gelar Duta Mahasiswa Putra USU 2017. Pencapaiannya tersebut menghantarkannya pada berbagai pengalaman yang luar biasa, namun tidak selesai sampai disitu, dengan kegigihan yang dimilikinya Fandy, ditahun 2018 ia berhasil meraih gelar Duta Genre Sumatera Utara jalur Pengabdian Masyarakat. Melalui gelarnya tersebut, Fandy dapat semakin menginspirasi dan memotivasi banyak orang, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa.

Kelihaiannya dalam berbicara tidak membuatnya berhenti untuk mecoba hal-hal lain. Tidak hanya berkarya sebagai pembicara, Fandy Matondang juga aktif dalam bidang kesenian, terbukti ditahun 2013 Fandy berhasil meraih medali Perak di Pekan Olahraga Kota (Porkot) Medan Cabang Marching Band. Selain itu, hobinya dalam bernyanyi juga ditunjukannya dimedia sosial miliknya, Fand kerap kali mengunggah videonya bernyanyi dimedia sosial, bahkan hobi bernyanyinya tersebut pernah membuatnya meraih juara 1 di Lomba Cipta Lagu Anti Narkoba BNN Festival Anti Narkoba BNN Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2014. Sosok inspiratif ini juga telah berhasil merintis usaha event organizer yang berlokasi di Labura, kampung halamannya. Usaha yang sedang ditekuninya ini pun sukses dan merupakan usaha Event Organizer pertama di kota asalnya tersebut.

Pencapaian yang didapat Fandy saat ini tidak akan berhenti sampai disini. Ilmu dan pengalaman yang saat ini didapatnya akan semakin dikembangkan dan tak lupa untuk berbagi kepada anak muda lainnya agar ikut termotivasi. Fandy berharap banyak remaja juga mahasiswa yang terinspirasi dan mulai memanfaatkan masa muda yang dimiliki untuk hal-hal yang berguna. Bagi Fandy Matondang, kesuksesan dan kepandaian seseorang tidak hanya diukur dari bidang akademik, setiap orang berhak menentukan karya yang akan diciptakannya baik itu bidang akademik maupun non-akademik.

“Saat ini ada 66 juta remaja dan jika kita tidak bergerak kita akan menjadi sampah di 66 juta itu. Usia produktif harus dipakai untuk mempersiapkan diri untuk Negara, ambil peran untuk lebih produktif lagi dan bermanfaat bagi Negara, bukan menjadi tanggungan Negara”,  pesan Fandy Matondang kepada seluruh remaja di Indonesia.

Jumat, 24 Mei 2019

‘Small wins build your confidence and build you up to have more success’


Setiap manusia pasti memiliki kelebihan dalam dirinya masing-masing, begitu pula dengan Aziva Zahrianis, gadis yang sering disapa Zizi ini memiliki berbagai prestasi baik di bidang akademik hingga di dunia Pegeant. Gadis yang lahir 23 tahun silam di Kota Sigli ini merupakan Miss Earth Coral Warrior 2018 dan merupakan 1 RU Puteri Pariwisata Sumut. Siapa sangka bahwa Zizi dulu merupakan seorang yang introvert, bahkan dia mengaku sangat sulit memiliki teman di lingkungan sekolah, untuk sekedar menunjuk tangan untuk bertanya di hadpan guru pun ia tidak berani.
            Lantas bagaimana ia bisa menjadi seorang Public Speaker seperti sekarang? Berbagai prestasi yang dimilikinya tentu tidak didapat dengan proses yang instan. Untuk menjadi sukses, tidak cukup hanya bermodal paras cantik saja, itulah yang ada di benak Aziva Zahrianis. Ia berani keluar dari zona nyamannya, mulai mengikuti lomba pidato se-kota Medan dan ia berhasil meraih juara harapan 1. Zizi juga merupakan seorang siswa berprestasi Kota Medan pada tahun 2012.
Kemampuan bahasa inggris yang ia miliki turut menghantarkannya menuju gerbang kesuksesan, dengan kemampuan itu ia berhasil dipilih untuk menjadi Master Of Ceremony (MC) Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). Tidak berhenti sampai disitu, kepandaiannya dalam berbahasa inggris membuat ia dipandang oleh dosen-dosennya sehingga ia terpilih untuk mengikuti English Debate of Nursing Faculty of (North Sumatera) dan menjadi 3rd winner dalam perlombaan tersebut. 
            Dibekali dengan pengalamannya yang cukup banyak, Aziva memberanikan dirinya untuk mengikuti Dara Inteligensia Kota Medan. Semenjak itulah Aziva kerap dipanggil untuk  menjadi MC dan Narasumber di berbagai event-event besar di Kota Medan. Aziva pun berhasil terpilih sebagai mahasiswi lulusan terbaik dan berprestasi, di Fakultas keperawatan stambuk 2014 Universitas Sumatera Utara.
Tak hanya itu, Aziva pun kembali menunjukkan prestasinya sebagai 1RU Puteri Pariwisata pada tahun 2018 lalu dan juga kembali menjadi pemenang Miss Earth Coral Warrior. Namun, siapa yang menyangka bahwa dibalik prestasi – prestasinya yang identik dengan kemampuan berbicara di depan umum, ternyata Zizi merupakan gadis yang introvert. Ia bahkan tidak berani untuk sekadar bertanya kepada guru semasa sekolah. Zizi pun mengaku sempat menjadi salah satu korban bully, ia pun mengungkapkan selama ini ia tidak pernah menceritakan kasus bully yang dihadapinya ini
Ketika mulai mencoba mengikuti berbagai kegiatan Pageant, Zizi pun perlahan berani untuk tampil di depan umum dan mulai nyaman dengan lingkungan yang baru tersebut, bahkan saat ini ia sering menjadi fasilitator dalam kegiatan Public Speaking. Dibalik kesuksesan yang telah Zizi raih, dorongan dari keluarga juga yang merupakan salah satu dukungan terbesarnya untuk menjadi seperti sekarang ini. Zizi pun mengaku Ibu nya merupakan sosok yang inspiratif dalam hidupnya. Ia menceritakan bagaimana ibunya memotivasinya untuk bangkit ketika ia terpuruk lalu memberikan dukungan untuk puncak kesuksesannya.
            Sejak menyandang gelar sebagai 1RU Puteri Pariwisata Sumut dan juga Miss Earth Coral Warrior, hampir semua hal di kehidupan Zizi menjadi pusat perhatian. Mulai dari cara berpakaian, make up, hingga acara-acara yang dihadiri oleh Zizi pun menjadi perhatian. Gadis yang memiliki hobi membaca dan travelling ini pun kerap menggungah kegiatan–kegiatan yang dilakukannya di akun media sosialnya. Berkat jam terbang yang cukup tinggi, saat ini Zizi pun dipercaya menjadi presenter di salah satu stasiun Tv lokal.

Setelah PPAN, Bangun Tekad untuk Perdayakan Masyarakat


“..ketika kita mengenal banyak manusia, kita akan semakin mengenal diri sendiri..”


Jika kita berbicara mengenai pemberdayaan masyarakat, kita akan menjumpai sekelompok orang yang biasanya memiliki kepentingan untuk menarik perhatian. Terlebih saat masa kampanye politik, dimana sekelompok orang bertujuan mendapatkan massa dan dukungan. Namun, jika anak muda yang memiliki niatan demikian sedikitnya agak menarik perhatian dikalangan masayarakat.
Adalah Shitaaram, Alumni Menejemen FEB USU 2014 yang memiliki tekad untuk memperdayakan masyarakat khususnya kaum disable dan minoritas. Hal ini disampaikannya usai wawancara mengenai langkah berikutnya usai dirinya kembali ke daerah Sumatera Utara setelah mengikuti Program PPAN untuk SSEAYP 2018.

“Aku pengen mengabdikan diriku untuk masyarakat khususnya masyarakat disable dan minoritas yang aku rasa sangat dikucilkan oleh masyarakat luas. Hal ini aku tuangkan karena keinginan ku kedepan untuk menjadi Social Preneur sebagai wujud nyata dari disiplin Ilmu aku,”ungkapnya.
Shitaaram adalah gadis yang berasal dari keluarga campuran Sunda-India Tamil. Menurutnya, etnis India Tamil tergolong masyarakat minoritas di kota Medan ini. Padahal, orang-orang India ini memiliki potensi dan intelligent yang sangat mendukung untuk perkembangan bangsa Indonesia. Namun mereka merasa minder dikarenakan takut dikucilkan.
Melalui pemahamannya ini, dirinya sudah merancang beberapa rencana kedepannya untuk membangun masyarakat. Alasan dirinya memilih kaum disable dan minority karena ingin memberikan pembaharuan bahwa siapa saja berhak untuk mendapatkan kesempatan meraih kesuksesan.
Shitaa juga mengaku bahwa keinginannya ini ia tekadkan selama dirinya melalui proses pembelajaran dan perjalanan di PPAN 2018. Dirinya memiliki kesempatan untuk mengelilingi 10 negara Asia Tenggara dan tentunya Jepang sebagai sponsor dari kegiatan SSEAYP (The Ship of South East Asian and Japanese Youth Program). Selama diperjalanan dirinya mengamati dan juga mempelajari pola kehidupan masyarakat diluar dengan membandingkan juga masyarakat didalam negeri.
“Aku rasa, aku mampu dan siap untuk melakukan ini. Sebab aku ingin empowerment kaum disable dan minority ini bahwa kita tak harus membatasi diri lagi. Kita harus bertemu banyak orang diluar lingkup kita untuk mengenali sejauh mana kemampuan kita. Karena ketika kita banyak mengenal manusia, kita akan semakin mengenali diri kita sendiri,” sahut Shitaa.
Dirinya menganggap bahwa isu mengenai keberagaman di Indonesia sangatlah unik. Dan keunikan ini wajib ditonjolkan untuk contoh negara yang aman dan penuh toleransi antar manusianya dikancah dunia.
Shitaa sendiri memiliki pengalaman untuk terjun ke masyarakat melakukan pengabdian melalui kegiatan yang diikutinya. Salah satu dari pengalamannya adalah sempat mengajar PEMA FEB disekolah dasar PAB-IT dan Surya Bahagia, dan juga kegiatan sosial melalui komunitas penerima beasiswa GenBI USU. Melalui kedua kegiatan ini dirinya yakin memiliki bekal untuk mewujudkan tekad perdayakan masyarakat, ditambah lagi pendalaman pengetahuannya yang didapatkan melalui kegiatan PPAN 2018.
“Semuanya ini aku tekadkan karena balasan apa yang diberikan oleh Tuhan. Tuhan sudah memberi segalanya untukku, beasiswa, PPAN dan lulus Cumlaude juga dikasi sama Tuhan. Bahkan sampai detik ini aku bisa bernafas juga atas izin pemberian dari Tuhan, So kenapa enggak aku juga turut memberikan warna baru untuk mereka yang memiliki keadaan yang berbeda,” ucapnya tegas ketika ditanya mendalam mengenai tekad besarnya Shitaaram.




Radif Publisher