Senin, 27 Mei 2019
Melatih Kemandirian Dengan Berwirausaha
Berwirausaha merupakan
kegiatan yang melibatkan kemampuan untuk melihat kesempatan-kesempatan usaha yang
kemudian mengorganisir, mengatur, mengambil resiko dan mengembangkan usaha yang
diciptakan tersebut guna meraih keuntungan. Mandiri secara ekonomi dibuktikan dengan
mendapatkan penghasilan yang menetap untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Mega Mustika Berliani,
berstatus sebagai mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara,
ia juga merupakan seorang wirausaha muda yang bergerak dibidang MUA dan Wedding
Organizer. Ia merintis usaha nya sejak tahun 2017, dan mulai berkembang pesat di
tahun 2018. Ia mengakui pada awalnya usaha yang ia jalankan masih dalam ruang lingkup
yang sempit. Namun dengan kerja keras dan promosi yang ia lakukan, kini ia telah
berhasil mengembangkan sayap-sayap bisnisnya.
Usaha yang ia jalankan
saat ini, telah membuahkan hasil dengan meraih omset puluhan juta perbulan. Penghasilan
tersebut dapat memenuhi kebutuhan pribadinya serta membantu keluarganya.
Nadya Pinem : Vlogger Cantik dan Berprestasi Asal Medan
Nadya Pinem:Vlogger Cantik dan Berprestasi Asal Medan |
Siapa yang tak kenal dengan Arief Muhammad,
Abel Cantika, Gita Savitri Devi, hingga Raditya Dika? Mereka adalah vlogger
terkenal dari Indonesia yang memiliki jumlah subcriber ratusan ribu hingga
jutaan subcriber di platform YouTube. Vlogging merupakan kegiatan yang sangat
marak dilakukan dan digemari oleh kaum muda masa kini. Kegiatan ini bahkan
dapat dijadikan sebagai profesi utama pada beberapa individu. Nama-nama yang
telah disebutkan berdomisili di ibu kota. Tak ingin kalah dengan masyarakat ibu
kota, Medan juga memiliki seorang vlogger cantik yakni Nadya Pinem yang
merupakan seorang mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Ia
kerap mendokumentasikan kegiatan-kegiatan menarik yang ia lakukan sedemikian
rupa dan membagikannya di platform YouTube maupun Instagram.
Kepiawaiannya
dalam mendokumentasikan sampai mengedit video buatannya sendiri berhasil
menjadikannya seorang vlogger yang memiliki cukup banyak viewers di YouTube dan
Instagram miliknya. Tak hanya piawai dalam kegiatan mendokumentasikan serta
mengedit video untuk dijadikan sebuah konten di YouTube maupun Instagram, Nadya
juga merupakan seorang mahasiswi dengan segudang prestasi.
Hal ini dapat dibuktikan
dengan ia yang kerap dipercayai sebagai brand ambassador dari beberapa produk
dengan merek ternama di Indonesia. Tak hanya sebagai brand ambassador, Nadya
juga sering diundang diberbagai event sebagai influencer hingga
pembicara/pemateri. Meski dipenuhi dengan kesibukan kegiatan di luar kampus,
gadis cantik ini tak melupakan pentingnya pendidikan. Dengan tetap fokus dengan
pelajaran di kampus, Nadya tetap mendapatkan nilai yang memuaskan yakni IPK
3.68 bahkan pernah mencapai 3.8, lho. Mengagumkan bukan.
Minggu, 26 Mei 2019
Fandy Matondang, Mahasiswa Inspiratif dengan Segudang Prestasi
Hidup akan menjadi lebih indah dan
bermakna jika dimanfaatkan untuk hal-hal yang berguna bagi diri sendiri bahkan
orang lain. Hal inilah yang menjadi dasar pria asal Labuhan Batu Bara ini dalam
berkarya.
Muhammad Azhar Afandy Matondang,
mahasiswa inspiratif yang saat ini menjabat sebagai Duta GenRe Sumatera Utara
2018. Mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
angkatan 2015 ini telah banyak diundang sebagai pembicara diberbagai kegiatan
mahasiswa maupun instansi-instansi tertentu. Tidak hanya sebagai pembicara,
kelihaiannya dalam berbicara didepan umum membuatnya sering diundang sebagai
pembawa acara.
Mahasiswa kelahiran Simpang Panigoran,
14 September 1997 ini telah banyak mencapai berbagai prestasi. Fandy
mengawalinya ditahun 2017, ia meraih Juara 1 Mister Teen Labuhan Batu Utara dan
dilanjutkan dengan kesuksesannya dalam meraih gelar Duta Mahasiswa Putra USU
2017. Pencapaiannya tersebut menghantarkannya pada berbagai pengalaman yang
luar biasa, namun tidak selesai sampai disitu, dengan kegigihan yang
dimilikinya Fandy, ditahun 2018 ia berhasil meraih gelar Duta Genre Sumatera
Utara jalur Pengabdian Masyarakat. Melalui gelarnya tersebut, Fandy dapat
semakin menginspirasi dan memotivasi banyak orang, mulai dari anak-anak, remaja,
hingga dewasa.
Kelihaiannya dalam berbicara tidak
membuatnya berhenti untuk mecoba hal-hal lain. Tidak hanya berkarya sebagai
pembicara, Fandy Matondang juga aktif dalam bidang kesenian, terbukti ditahun
2013 Fandy berhasil meraih medali Perak di Pekan Olahraga Kota (Porkot) Medan
Cabang Marching Band. Selain itu, hobinya dalam bernyanyi juga ditunjukannya
dimedia sosial miliknya, Fand kerap kali mengunggah videonya bernyanyi dimedia
sosial, bahkan hobi bernyanyinya tersebut pernah membuatnya meraih juara 1 di
Lomba Cipta Lagu Anti Narkoba BNN Festival Anti Narkoba BNN Provinsi Sumatera
Utara pada tahun 2014. Sosok inspiratif ini juga telah berhasil merintis usaha event
organizer yang berlokasi di Labura, kampung halamannya. Usaha yang sedang
ditekuninya ini pun sukses dan merupakan usaha Event Organizer pertama
di kota asalnya tersebut.
Pencapaian yang didapat Fandy saat ini tidak akan
berhenti sampai disini. Ilmu dan pengalaman yang saat ini didapatnya akan
semakin dikembangkan dan tak lupa untuk berbagi kepada anak muda lainnya agar
ikut termotivasi. Fandy berharap banyak remaja juga mahasiswa yang terinspirasi
dan mulai memanfaatkan masa muda yang dimiliki untuk hal-hal yang berguna. Bagi
Fandy Matondang, kesuksesan dan kepandaian seseorang tidak hanya diukur dari
bidang akademik, setiap orang berhak menentukan karya yang akan diciptakannya
baik itu bidang akademik maupun non-akademik.
“Saat ini ada 66 juta remaja dan jika kita tidak
bergerak kita akan menjadi sampah di 66 juta itu. Usia produktif harus dipakai
untuk mempersiapkan diri untuk Negara, ambil peran untuk lebih produktif lagi
dan bermanfaat bagi Negara, bukan menjadi tanggungan Negara”, pesan Fandy Matondang kepada seluruh remaja
di Indonesia.
Jumat, 24 Mei 2019
‘Small wins build your confidence and build you up to have more success’
Setiap manusia pasti
memiliki kelebihan dalam dirinya masing-masing, begitu pula dengan Aziva
Zahrianis, gadis yang sering disapa Zizi ini memiliki berbagai prestasi baik di
bidang akademik hingga di dunia Pegeant. Gadis yang lahir 23 tahun silam di
Kota Sigli ini merupakan Miss Earth Coral Warrior 2018 dan merupakan 1 RU
Puteri Pariwisata Sumut. Siapa
sangka bahwa Zizi dulu merupakan seorang yang introvert, bahkan dia mengaku
sangat sulit memiliki teman di lingkungan sekolah, untuk sekedar menunjuk
tangan untuk bertanya di hadpan guru pun ia tidak berani.
Lantas
bagaimana ia bisa menjadi seorang Public Speaker seperti sekarang? Berbagai prestasi yang
dimilikinya tentu tidak didapat dengan proses yang instan. Untuk menjadi
sukses, tidak cukup hanya bermodal paras cantik saja, itulah yang ada di benak
Aziva Zahrianis. Ia berani keluar dari
zona nyamannya, mulai mengikuti lomba pidato se-kota Medan dan ia berhasil
meraih juara harapan 1. Zizi juga merupakan seorang siswa berprestasi Kota
Medan pada tahun 2012.
Kemampuan bahasa inggris yang ia miliki turut menghantarkannya menuju
gerbang kesuksesan, dengan kemampuan itu ia berhasil dipilih untuk menjadi
Master Of Ceremony (MC) Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). Tidak
berhenti sampai disitu, kepandaiannya dalam berbahasa inggris membuat ia
dipandang oleh dosen-dosennya sehingga ia terpilih untuk mengikuti English
Debate of Nursing Faculty of (North Sumatera) dan menjadi 3rd winner dalam
perlombaan tersebut.
Dibekali dengan
pengalamannya yang cukup banyak, Aziva memberanikan dirinya untuk mengikuti
Dara Inteligensia Kota Medan. Semenjak itulah Aziva kerap dipanggil untuk menjadi MC dan Narasumber di berbagai event-event besar di Kota Medan. Aziva
pun berhasil terpilih sebagai mahasiswi lulusan terbaik dan berprestasi, di
Fakultas keperawatan stambuk 2014 Universitas Sumatera Utara.
Tak hanya itu, Aziva pun
kembali menunjukkan prestasinya sebagai 1RU Puteri Pariwisata pada tahun 2018
lalu dan juga kembali menjadi pemenang Miss Earth Coral Warrior. Namun, siapa
yang menyangka bahwa dibalik prestasi – prestasinya yang identik dengan
kemampuan berbicara di depan umum, ternyata Zizi merupakan gadis yang introvert. Ia bahkan tidak berani untuk
sekadar bertanya kepada guru semasa sekolah. Zizi pun mengaku sempat menjadi
salah satu korban bully, ia pun
mengungkapkan selama ini ia tidak pernah menceritakan kasus bully yang dihadapinya ini
Ketika mulai mencoba
mengikuti berbagai kegiatan Pageant, Zizi pun perlahan berani untuk tampil di
depan umum dan mulai nyaman dengan lingkungan yang baru tersebut, bahkan saat
ini ia sering menjadi fasilitator dalam kegiatan Public Speaking. Dibalik kesuksesan yang telah Zizi raih, dorongan
dari keluarga juga yang merupakan salah satu dukungan terbesarnya untuk menjadi
seperti sekarang ini. Zizi pun mengaku Ibu nya merupakan sosok yang inspiratif
dalam hidupnya. Ia menceritakan bagaimana ibunya memotivasinya untuk bangkit
ketika ia terpuruk lalu memberikan dukungan untuk puncak kesuksesannya.
Sejak menyandang gelar sebagai 1RU Puteri Pariwisata
Sumut dan juga Miss Earth Coral Warrior, hampir semua hal di kehidupan Zizi
menjadi pusat perhatian. Mulai dari cara berpakaian, make up, hingga acara-acara yang dihadiri oleh Zizi pun menjadi
perhatian. Gadis yang memiliki hobi membaca dan travelling ini pun kerap menggungah kegiatan–kegiatan yang
dilakukannya di akun media sosialnya. Berkat jam terbang yang cukup tinggi,
saat ini Zizi pun dipercaya menjadi presenter di salah satu stasiun Tv lokal.
Setelah PPAN, Bangun Tekad untuk Perdayakan Masyarakat
“..ketika kita mengenal
banyak manusia, kita akan semakin mengenal diri sendiri..”
Jika kita berbicara mengenai pemberdayaan masyarakat,
kita akan menjumpai sekelompok orang yang biasanya memiliki kepentingan untuk
menarik perhatian. Terlebih saat masa kampanye politik, dimana sekelompok orang
bertujuan mendapatkan massa dan dukungan. Namun, jika anak muda yang memiliki
niatan demikian sedikitnya agak menarik perhatian dikalangan masayarakat.
Adalah Shitaaram, Alumni Menejemen FEB USU 2014 yang
memiliki tekad untuk memperdayakan masyarakat khususnya kaum disable dan
minoritas. Hal ini disampaikannya usai wawancara mengenai langkah berikutnya
usai dirinya kembali ke daerah Sumatera Utara setelah mengikuti Program PPAN
untuk SSEAYP 2018.
“Aku pengen mengabdikan diriku untuk masyarakat
khususnya masyarakat disable dan
minoritas yang aku rasa sangat dikucilkan oleh masyarakat luas. Hal ini aku
tuangkan karena keinginan ku kedepan untuk menjadi Social Preneur sebagai wujud nyata dari disiplin Ilmu
aku,”ungkapnya.
Shitaaram adalah gadis yang berasal dari keluarga
campuran Sunda-India Tamil. Menurutnya, etnis India Tamil tergolong masyarakat
minoritas di kota Medan ini. Padahal, orang-orang India ini memiliki potensi
dan intelligent yang sangat mendukung
untuk perkembangan bangsa Indonesia. Namun mereka merasa minder dikarenakan
takut dikucilkan.
Melalui pemahamannya ini, dirinya sudah merancang
beberapa rencana kedepannya untuk membangun masyarakat. Alasan dirinya memilih
kaum disable dan minority karena ingin memberikan pembaharuan bahwa siapa saja
berhak untuk mendapatkan kesempatan meraih kesuksesan.
Shitaa juga mengaku bahwa keinginannya ini ia tekadkan
selama dirinya melalui proses pembelajaran dan perjalanan di PPAN 2018. Dirinya
memiliki kesempatan untuk mengelilingi 10 negara Asia Tenggara dan tentunya
Jepang sebagai sponsor dari kegiatan SSEAYP (The Ship of South East Asian and
Japanese Youth Program). Selama diperjalanan dirinya mengamati dan juga
mempelajari pola kehidupan masyarakat diluar dengan membandingkan juga
masyarakat didalam negeri.
“Aku rasa, aku mampu dan siap untuk melakukan ini.
Sebab aku ingin empowerment kaum disable dan minority ini bahwa kita tak harus membatasi diri lagi. Kita harus
bertemu banyak orang diluar lingkup kita untuk mengenali sejauh mana kemampuan
kita. Karena ketika kita banyak mengenal manusia, kita akan semakin mengenali
diri kita sendiri,” sahut Shitaa.
Dirinya menganggap bahwa isu mengenai keberagaman di
Indonesia sangatlah unik. Dan keunikan ini wajib ditonjolkan untuk contoh negara
yang aman dan penuh toleransi antar manusianya dikancah dunia.
Shitaa sendiri memiliki pengalaman untuk terjun ke
masyarakat melakukan pengabdian melalui kegiatan yang diikutinya. Salah satu
dari pengalamannya adalah sempat mengajar PEMA FEB disekolah dasar PAB-IT dan
Surya Bahagia, dan juga kegiatan sosial melalui komunitas penerima beasiswa
GenBI USU. Melalui kedua kegiatan ini dirinya yakin memiliki bekal untuk mewujudkan
tekad perdayakan masyarakat, ditambah lagi pendalaman pengetahuannya yang
didapatkan melalui kegiatan PPAN 2018.
“Semuanya ini aku tekadkan karena balasan apa yang
diberikan oleh Tuhan. Tuhan sudah memberi segalanya untukku, beasiswa, PPAN dan
lulus Cumlaude juga dikasi sama Tuhan. Bahkan sampai detik ini aku bisa
bernafas juga atas izin pemberian dari Tuhan, So kenapa enggak aku juga turut
memberikan warna baru untuk mereka yang memiliki keadaan yang berbeda,” ucapnya
tegas ketika ditanya mendalam mengenai tekad besarnya Shitaaram.
Radif Publisher